Kekalahan telak Inter Milan dari Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions 2024-2025 dengan skor 0-5 telah memicu gelombang kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk pengamat sepak bola Italia, Giovanni Capuano. Pertandingan yang berlangsung di Allianz Arena, Munich, Minggu dini hari WIB, menandai kekalahan terburuk Inter dalam sejarah final Liga Champions.
Capuano, melalui akun media sosialnya, tidak ragu menyebut kekalahan tersebut sebagai “penghinaan olahraga” dan sebuah pelajaran berharga bagi Inter Milan. Hasil ini juga mencatat Inter sebagai tim pertama yang kebobolan lima gol di final Liga Champions sejak perubahan format kompetisi.
Kekalahan Telak dan Kritik Pedas dari Pengamat
Inter Milan tampil jauh dari performa terbaiknya di laga puncak tersebut. PSG mendominasi pertandingan sejak menit awal hingga akhir.
Giovanni Capuano menganggap Inter datang ke laga tersebut dalam kondisi kelelahan total. PSG, menurutnya, menang dengan mudah seolah-olah hanya sedang bermain-main.
Kekalahan ini menjadi catatan buruk bagi Inter, yang dua kali mencapai final Liga Champions dalam tiga musim terakhir tetapi selalu gagal meraih gelar juara.
Jalannya Pertandingan dan Dominasi PSG
PSG membuka keunggulan lewat gol Achraf Hakimi di menit ke-12. Delapan menit kemudian, Desire Doue menggandakan keunggulan Les Parisiens.
Doue kembali mencetak gol pada menit ke-63. Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu, yang masuk sebagai pemain pengganti, menambah dua gol lagi untuk memastikan kemenangan PSG.
Kemenangan ini merupakan gelar Liga Champions pertama bagi PSG. Klub milik Nasser Al-Khelaifi akhirnya berhasil mengangkat trofi paling bergengsi di level antarklub Eropa.
Tantangan Mental dan Struktural bagi Inter Milan
Meskipun musim Inter secara keseluruhan dinilai sebagai pencapaian hebat, kehilangan di final Liga Champions meninggalkan luka yang mendalam.
Capuano menekankan bahwa bukan hanya soal nol gelar yang diraih musim ini, tetapi juga puing-puing yang ditinggalkan setelah kekalahan di Munich. Perlu ada evaluasi menyeluruh.
Bagi Capuano, Inter harus segera membangun kembali tim, baik dari aspek mental maupun teknis, jika ingin kembali bersaing di level tertinggi.
Rasa kecewa yang mendalam juga dirasakan oleh banyak tifosi dan pengamat sepak bola di Italia. Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Inter untuk menatap masa depan.
Mereka perlu melakukan introspeksi dan evaluasi yang komprehensif untuk memperbaiki kelemahan dan meningkatkan kekuatan tim. Harapannya, Inter dapat bangkit dan kembali lebih kuat.
Capuano memberikan pesan penting bagi Inter Milan untuk segera bangkit dari kekalahan pahit ini dan mempersiapkan diri menghadapi musim kompetisi berikutnya. Inter perlu belajar dari kegagalan ini.
Kekalahan ini menyoroti pentingnya persiapan fisik dan mental yang matang dalam menghadapi laga-laga besar, khususnya final Liga Champions. Inter harus melakukan analisis mendalam untuk mengatasi kekurangan yang terlihat di final lalu. Sukses Inter di masa depan tergantung pada kemampuan mereka untuk belajar dari pengalaman pahit tersebut.