Tragedi Maut Purworejo: 11 Nyawa Melayang Diterjang Truk

Redaksi

Tragedi Maut Purworejo: 11 Nyawa Melayang Diterjang Truk
Sumber: Detik.com

Indonesia kembali berduka. Setelah kecelakaan maut bus ALS di Sumatera Barat yang menelan 12 korban jiwa, sebuah peristiwa serupa terjadi di Purworejo, Jawa Tengah. Kali ini, kecelakaan maut melibatkan truk dan angkot, menewaskan 11 orang.

Kecelakaan yang terjadi Rabu (7/5/2025) siang ini menambah deretan panjang tragedi kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Peristiwa ini mengungkap permasalahan serius yang perlu segera ditangani untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Kecelakaan Maut Truk dan Angkot di Purworejo

Kecelakaan terjadi di Jalan Purworejo-Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. Sebanyak 11 penumpang angkot dan sopirnya meninggal dunia, sementara 6 lainnya mengalami luka-luka.

Para korban merupakan rombongan takziah dari Mendut, Magelang, yang hendak melayat ke Purworejo. Angkot yang mereka tumpangi mengalami kerusakan parah akibat benturan keras dengan truk.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Purworejo, Ipda Boby Pangestu, membenarkan informasi tersebut. Ia menjelaskan seluruh korban meninggal merupakan penumpang dan sopir angkot.

Truk dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang menuju Purworejo. Diduga, truk mengalami rem blong sehingga menabrak angkot yang berada di depannya.

Saksi mata, Iwan Luis Agustina (18), menyatakan truk melaju kencang dari turunan. Ia menduga rem truk blong sehingga pengemudi kehilangan kendali.

Dugaan Rem Blong sebagai Penyebab Kecelakaan

Kecurigaan rem blong sebagai penyebab kecelakaan diperkuat kesaksian warga. Truk yang melaju tak terkendali menabrak angkot hingga ringsek.

Kondisi angkot yang hancur tak berbentuk menunjukkan dahsyatnya benturan yang terjadi. Kecelakaan ini kembali menyoroti peran penting perawatan kendaraan dan kondisi jalan.

Perlu Perbaikan Sistem Keselamatan Transportasi

Kecelakaan maut akibat rem blong pada truk bukanlah hal baru di Indonesia. Permasalahan ini menunjukkan kelemahan sistem keselamatan transportasi.

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, mengungkap tiga faktor utama penyebabnya.

  • Kurangnya kewajiban perawatan rutin komponen keselamatan, seperti sistem rem.
  • Tidak adanya batasan jam kerja dan waktu istirahat yang jelas bagi pengemudi.
  • Standar kesehatan mental dan fisik pengemudi yang belum terstandarisasi.

Djoko menambahkan, investigasi KNKT sejak 2015 menunjukkan 84% kecelakaan disebabkan kegagalan sistem pengereman dan kelelahan pengemudi.

KNKT juga mencatat beberapa faktor lain seperti kondisi kendaraan yang tidak laik jalan, faktor kesehatan pengemudi, dan kurangnya pembinaan dan penindakan.

Kejadian ini menekankan urgensi peningkatan pengawasan dan penegakan aturan di bidang transportasi. Perbaikan sistem perawatan kendaraan, pengaturan jam kerja pengemudi, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat penting untuk menekan angka kecelakaan.

Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia menuntut perhatian serius dari semua pihak. Langkah komprehensif dan kolaboratif perlu dilakukan untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih aman dan terjamin.

Semoga tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua, baik pemerintah, perusahaan transportasi, maupun para pengemudi, untuk terus meningkatkan kesadaran dan prioritas keselamatan.

Also Read

Tags

Leave a Comment