Piala Dunia Antarklub 2025: Krisis, Evaluasi Mendesak, Gagal Total?

Redaksi

Piala Dunia Antarklub 2025: Krisis, Evaluasi Mendesak, Gagal Total?
Sumber: Bola.com

Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 yang digelar di Amerika Serikat menuai kontroversi. Minimnya penonton dan berbagai masalah penyelenggaraan menjadi sorotan utama. Manajer Chelsea, Enzo Maresca, bahkan menyebut suasana turnamen tersebut aneh dan tidak sesuai dengan reputasi ajang internasional sebesar Piala Dunia Antarklub.

Kekecewaan Maresca bukan tanpa alasan. Pertandingan Chelsea melawan LAFC di Atlanta hanya dihadiri 22.137 penonton, jauh di bawah kapasitas Stadion Mercedes-Benz yang mencapai lebih dari 71.000 tempat duduk. Hal ini menunjukkan rendahnya minat publik terhadap turnamen tersebut di beberapa kota penyelenggara.

Stadion Sepi dan Suasana Aneh

Kurangnya penonton di beberapa pertandingan Piala Dunia Antarklub 2025 di AS menjadi perbincangan hangat. Pertandingan Chelsea vs LAFC di Atlanta menjadi contoh nyata. Stadion yang setengah kosong, meskipun pertandingan menampilkan klub sebesar Chelsea, menunjukan ada masalah yang perlu dibenahi.

Faktor lokasi dan waktu pertandingan juga diduga menjadi penyebabnya. Kedua tim bermain jauh dari basis penggemar mereka, dan jadwal pertandingan yang jatuh pada Senin sore dinilai kurang ideal. Maresca sendiri secara terbuka menyatakan kekecewaannya atas suasana yang kurang meriah.

Masalah Tiket dan Kekecewaan Suporter

Masalah tiket juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi penyelenggara dan suporter. Fluktuasi harga tiket menyebabkan beberapa suporter mendapatkan pengembalian dana sebagian dari FIFA.

Suporter River Plate, misalnya, mengalami hal ini. Meskipun telah membeli tiket jauh-jauh hari, mereka menerima pengembalian dana karena harga tiket turun. Namun, tidak semua suporter mendapatkan perlakuan yang sama. Beberapa mengaku tidak menerima pengembalian dana meskipun telah membeli tiket dengan harga tinggi.

Kejadian ini menunjukkan kurangnya transparansi dan manajemen tiket yang baik dari penyelenggara. FIFA dinilai hanya fokus pada keuntungan finansial tanpa memperhatikan kepuasan suporter.

Cuaca Panas dan Kesehatan Pemain

Cuaca panas ekstrem di beberapa lokasi pertandingan juga menjadi masalah. Suhu yang mencapai hampir 32°C selama pertandingan PSG vs Atletico Madrid di California membuat pemain mengeluh.

Marcos Llorente dari Atletico Madrid, misalnya, menyebut kondisi tersebut tak tertahankan. Kondisi cuaca panas juga berdampak pada penonton yang harus menghadapi antrean panjang di tengah terik matahari tanpa fasilitas yang memadai.

Kekhawatiran ini semakin besar mengingat AS juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2026. Penyelenggara harus mempertimbangkan faktor cuaca untuk kenyamanan pemain dan penonton.

Jadwal Padat dan Kesehatan Pemain

Piala Dunia Antarklub yang diperluas menambah beban jadwal pertandingan pemain sepak bola profesional. Jika Inter Milan mencapai final, para pemain hanya akan memiliki waktu istirahat singkat sebelum kembali berlatih untuk musim Serie A berikutnya.

Dengan Piala Dunia yang juga diperluas, para pemain berpotensi memainkan lebih dari 70 pertandingan dalam 44 minggu. Beban pertandingan yang padat ini jelas tidak berkelanjutan dan berisiko mengancam kesehatan pemain.

CEO Inter Milan, Giuseppe Marotta, menyerukan dialog antara FIFA, UEFA, liga, klub, dan pemain untuk mendesain ulang kalender internasional yang lebih seimbang. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan pemain dan kualitas pertandingan.

Secara keseluruhan, penyelenggaraan Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 di AS menghadapi berbagai tantangan. Dari minimnya penonton hingga masalah tiket, cuaca panas, dan jadwal padat yang mengancam kesehatan pemain, semua itu menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh agar turnamen ini bisa berjalan lebih baik di masa mendatang. Perhatian serius terhadap keluhan para stakeholders, mulai dari pemain hingga suporter, sangat penting untuk keberlangsungan dan reputasi turnamen ini.

Also Read

Tags

Leave a Comment