Kabupaten Magelang, sebuah wilayah di Jawa Tengah, menyimpan pesona sejarah dan keindahan alam yang memikat. Terletak tak jauh dari Candi Borobudur, kabupaten ini memiliki 21 kecamatan dan jumlah desa yang bervariasi. Lebih dari sekadar destinasi wisata, Magelang menawarkan kekayaan budaya, geografis, dan pemerintahan yang menarik untuk diulas.
Mungkid, ibu kota Kabupaten Magelang, menjadi pusat pemerintahan dan perkantoran. Keberadaan Candi Borobudur di dekatnya semakin memperkuat identitas sejarah wilayah ini.
Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang memiliki letak geografis yang unik, berada di cekungan dan dikelilingi oleh pegunungan.
Di bagian utara, berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang.
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.
Di selatan, berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Purworejo.
Sedangkan di bagian barat, berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung.
Keunikan geografis ini juga dibentuk oleh keberadaan Gunung Merbabu di timur, Gunung Sumbing di barat, Gunung Telomoyo di utara, dan pegunungan Menoreh di barat daya.
Sejarah Kabupaten Magelang: Dari Tepung Gelang hingga Mungkid
Nama “Magelang” sendiri dipercaya berasal dari kata “Tepung Gelang,” yang berarti “mengepung gelang”.
Sejarah perkembangannya erat kaitannya dengan Kota Magelang, khususnya sejak tahun 1812.
Pada tahun tersebut, Wakil Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles mengangkat Raden Ngabehi Danukromo sebagai Bupati pertama dengan gelar R.A.A Danuningrat I.
Desa Mantiasih dan Desa Gelangan dipilih sebagai pusat pemerintahan awal.
Ngabei Danukusumo kemudian menggantikan dinasti Danuningrat pada tahun 1930.
Desentralisasi tahun 1905 menjadikan Kota Magelang sebagai gemeente, bersama Semarang, Salatiga, dan Pekalongan.
Meskipun pembagian administratif terjadi pada 1924, Bupati tetap berkedudukan di Kota Magelang.
Hal ini menciptakan situasi kepemimpinan yang unik, dengan Bupati Magelang, Residen Kedu, Asisten Residen Magelang, dan Wali Kota Magelang memimpin wilayah tersebut.
Undang-Undang No. 2 tahun 1948 mengubah kedudukan Kabupaten Magelang, sehingga Kota Magelang menjadi ibu kota sendiri.
Undang-Undang No. 13 tahun 1950 memberikan Kota Magelang otonomi lebih besar.
Gagasan pemindahan daerah ke Kota Magelang (Kawedanan Grabag atau Kawedanan Muntilan) pada 1950 ditolak.
Akhirnya, pada 22 Maret 1984, secara resmi Mungkid ditetapkan sebagai Ibu Kota Kabupaten Magelang oleh Gubernur Jawa Tengah.
Warisan Budaya dan Pariwisata Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang memiliki Candi Borobudur, warisan sejarah dari Dinasti Syailendra sebagai ikon utama.
Keberadaan candi ini menjadi daya tarik utama pariwisata Kabupaten Magelang.
Selain Candi Borobudur, potensi wisata alam seperti pegunungan dan perbukitan juga menjadi aset penting.
Kombinasi sejarah dan alam ini menjadikan Kabupaten Magelang destinasi wisata yang kaya dan menarik.
Perpaduan antara situs sejarah, keindahan alam, dan kekayaan budaya menjadikan Kabupaten Magelang destinasi yang patut dikunjungi.
Dari sejarahnya yang kaya hingga letak geografisnya yang strategis, Kabupaten Magelang membuktikan dirinya sebagai wilayah yang dinamis dan memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Keberadaan Candi Borobudur sebagai ikon budaya internasional semakin memperkuat daya tariknya bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Pemeliharaan warisan budaya dan pengembangan sektor pariwisata secara berkelanjutan akan semakin memperkuat posisi Kabupaten Magelang di kancah nasional dan internasional.