Gadis Muda Rentan Gangguan Citra Tubuh: Waspada Dini!

Redaksi

Gadis Muda Rentan Gangguan Citra Tubuh: Waspada Dini!
Sumber: Pikiran-rakyat.com

Remaja perempuan ternyata enam kali lebih rentan mengalami Gangguan Dismorfik Tubuh (BDD) dibandingkan remaja laki-laki. BDD, sebuah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan penderitanya terobsesi dengan kekurangan fisiknya, dapat secara signifikan memengaruhi kualitas hidup, terutama di masa remaja yang rentan. Studi terbaru di Inggris mengungkap angka yang mengkhawatirkan, menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan upaya pencegahan yang lebih komprehensif.

Kondisi ini sering kali tidak terdiagnosis, menyebabkan penderita mengalami dampak negatif yang berkepanjangan. Gejala BDD dapat beragam, namun seringkali meliputi pemeriksaan berulang di cermin, perasaan cemas yang berlebihan, dan bahkan serangan panik ketika melihat “kekurangan” yang dibayangkan pada diri sendiri.

Memahami Gangguan Dismorfik Tubuh (BDD)

BDD adalah gangguan kesehatan mental serius yang ditandai dengan obsesi terhadap kekurangan fisik yang dibayangkan atau sangat diperbesar. Kekhawatiran ini jauh melebihi apa yang dianggap wajar oleh orang lain.

Meskipun seseorang mungkin tampak normal di mata orang lain, penderita BDD merasakan dirinya memiliki cacat fisik yang sangat mengganggu. Kondisi ini dapat menyebabkan isolasi sosial, depresi, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.

Faktor Risiko dan Gejala BDD pada Remaja

Penyebab pasti BDD masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor telah diidentifikasi sebagai potensi pencetus. Faktor genetika diduga berperan, dengan penelitian menunjukkan bahwa BDD dapat terjadi dalam keluarga.

Struktur otak juga mungkin terlibat, dengan perbedaan aktivitas di area otak tertentu yang berkaitan dengan persepsi tubuh dan pengolahan emosi. Pengaruh budaya dan media massa yang seringkali menampilkan standar kecantikan yang tidak realistis juga dapat memperburuk kondisi ini.

Pengalaman masa kecil yang negatif, seperti trauma atau bullying, juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami BDD. Riwayat keluarga dengan gangguan kesehatan mental lainnya juga dapat menjadi faktor risiko.

Gejala BDD pada remaja dapat bervariasi. Beberapa remaja mungkin fokus pada satu area tubuh tertentu, sementara yang lain mungkin mengalami kekhawatiran yang lebih umum.

Gejala umum termasuk mencari cermin secara berlebihan, menghindari situasi sosial yang mengakibatkan paparan terhadap orang lain, dan melakukan ritual tertentu untuk menyembunyikan “kekurangan” yang dibayangkan.

Pentingnya Deteksi Dini dan Intervensi

Studi di Inggris yang melibatkan lebih dari 7.600 anak-anak dan remaja menunjukkan angka kejadian BDD yang mengkhawatirkan pada remaja perempuan. Angka 1,8% pada remaja perempuan jauh lebih tinggi daripada 0,3% pada remaja laki-laki.

Temuan ini menyoroti pentingnya deteksi dini dan intervensi yang tepat. Banyak penderita BDD juga mengalami gangguan mental lainnya, seperti kecemasan dan depresi, yang membutuhkan penanganan terintegrasi.

Pendekatan pengobatan untuk BDD umumnya melibatkan terapi perilaku kognitif (CBT) dan dalam beberapa kasus, obat-obatan. CBT bertujuan untuk membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang menunjang BDD.

Peningkatan kesadaran tentang BDD di kalangan orang tua, guru, dan tenaga kesehatan sangat penting untuk mendeteksi gejala sejak dini. Skrining yang efektif dapat membantu mengidentifikasi individu yang membutuhkan bantuan.

Penting untuk menekankan bahwa BDD adalah kondisi yang dapat diobati. Dengan penanganan yang tepat, individu dengan BDD dapat belajar untuk mengelola gejala mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Lebih lanjut, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme BDD dan mengembangkan strategi pencegahan yang lebih efektif. Kolaborasi antara peneliti, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat penting dalam mengatasi masalah kesehatan mental yang semakin meningkat ini.

Pentingnya dukungan keluarga dan lingkungan sekitar tidak dapat diabaikan. Memahami kondisi ini dan memberikan dukungan yang empati dapat membantu remaja yang mengalami BDD untuk merasa dipahami dan mendapatkan bantuan yang dibutuhkan.

Also Read

Tags

Leave a Comment