Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, baru-baru ini berbagi pengalaman menarik saat menyaksikan final Liga Champions antara PSG dan Inter Milan. Ia menonton pertandingan tersebut bersama pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert, dan beberapa staf pelatih lainnya. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk berdiskusi mengenai strategi dan gaya bermain kedua tim.
Pertandingan final Liga Champions PSG vs Inter Milan yang berlangsung di Stadion Allianz Arena, Sabtu (31/5/2025) dini hari WIB, menyajikan pertarungan menarik. Dua tim dengan filosofi permainan yang berbeda beradu strategi di atas lapangan.
Analisis Strategi Dua Tim Berbeda
PSG, dengan kekuatan serangnya yang dominan, menguasai jalannya pertandingan. Inter Milan, di sisi lain, memilih strategi bertahan dan mengandalkan serangan balik. Perbedaan gaya bermain inilah yang menjadi fokus diskusi Erick Thohir dan Patrick Kluivert.
Erick Thohir mengunggah pengalamannya di akun Instagram pribadinya. Ia menyebut diskusi yang terjadi sangat bermanfaat untuk menambah wawasan strategi sepak bola.
Kemenangan Telak PSG dan Rekor Baru
PSG berhasil meraih kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan. Achraf Hakimi, Desire Doue (dua gol), Khvicha Kvaratskhelia, dan Senny Mayulu menjadi pencetak gol dalam laga tersebut.
Kemenangan ini menorehkan sejarah baru bagi PSG. Mereka mencatatkan margin kemenangan terbesar dalam sejarah final Liga Champions.
Trofi Liga Champions Pertama dan Asa Inter Milan
Kemenangan ini juga menandai trofi Liga Champions pertama bagi PSG. Prestasi ini melengkapi raihan treble winners musim ini, setelah sebelumnya sukses menjuarai Liga Perancis dan Piala Perancis.
Bagi pelatih PSG, Luis Enrique, ini adalah kali kedua meraih treble winners dalam satu musim. Sebelumnya, ia meraih prestasi serupa bersama Barcelona pada musim 2014-2015. Prestasi ini menyamai rekor Pep Guardiola.
Di sisi lain, kekalahan ini menjadi kekecewaan bagi Inter Milan. Ambisi meraih treble winners musim ini pupus setelah sebelumnya gagal di semifinal Coppa Italia dan perebutan Scudetto.
Erick Thohir, yang pernah menjabat sebagai Presiden Inter Milan selama lima tahun, turut menyampaikan harapannya agar Inter Milan dapat bangkit pada musim berikutnya. Ia menuliskan pesan singkat “Comeback stronger Inter next season” di media sosialnya. Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Inter Milan untuk memperbaiki strategi dan performa tim di masa depan.
Pertandingan final Liga Champions 2024-2025 antara PSG dan Inter Milan tidak hanya menyajikan laga seru di lapangan, tetapi juga menjadi ajang diskusi strategi bagi Erick Thohir dan Patrick Kluivert. Perbedaan pendekatan permainan kedua tim menjadi bahan pembelajaran berharga dalam konteks pengembangan sepak bola Indonesia. Harapannya, pengalaman ini dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kualitas timnas Indonesia di masa mendatang.