Solo, kota budaya di Jawa Tengah, tak hanya menawarkan pesona sejarah dan wisata budaya yang kaya. Kota ini juga merupakan surga kuliner dengan beragam hidangan lezat yang telah diwariskan turun-temurun. Dari camilan ringan hingga makanan berat, setiap sudut Solo menawarkan cita rasa autentik yang menggugah selera, bahkan menarik perhatian wisatawan mancanegara. Jelajahi beragam kuliner Solo, mulai dari yang legendaris hingga yang baru muncul, untuk merasakan pengalaman wisata kuliner yang tak terlupakan.
Nasi Liwet dan Kuliner Malam Legendaris
Nasi liwet menjadi salah satu ikon kuliner Solo yang wajib dicicipi. Nasi Liwet Wongso Lemu, berdiri sejak 1950, merupakan salah satu tempat paling terkenal. Rasanya yang gurih, mirip nasi uduk namun lebih khas, disajikan dengan suwiran ayam kampung, sayur labu siam, telur rebus, dan sambal.
Warung ini berlokasi di Jalan Teuku Umar, Keprabon, dan buka dari pukul 16.00 hingga 01.00 WIB. Harga yang terjangkau, mulai Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per porsi, menjadikannya pilihan populer untuk kuliner malam.
Sate Buntel dan Cita Rasa Kambing yang Khas
Bagi pencinta daging kambing, Sate Buntel menjadi pilihan yang tepat. Daging kambing yang dicincang halus dibungkus dengan lemak tipis, lalu dibakar hingga matang. Aroma yang sedap menggoda selera siapapun.
Warung Sate Kambing Hj. Bejo di Jalan Lojiwetan terkenal sebagai tempat menikmati sate buntel. Konon, Presiden Joko Widodo pernah menjadi pelanggan setia warung ini sebelum menjabat Wali Kota Solo. Warung ini juga menawarkan menu lain seperti gule, tengkleng, dan tongseng.
Soto Ayam dan Kuliner Sarapan yang Menyegarkan
Awali hari Anda di Solo dengan semangkuk Nasi Soto Ayam Gading di Jalan Brigjen Sudiarto No. 75. Warung ini buka pukul 06.00 pagi dan menyajikan soto ayam dengan kuah bening yang gurih.
Soto ayam ini berisi nasi putih, soun, suwiran ayam empuk, dan irisan kentang rebus. Anda dapat menambahkan lauk tambahan seperti sate telur puyuh atau ampela hati ayam.
Selat Solo dan Perpaduan Budaya Kuliner
Selat Solo, perpaduan budaya kuliner Jawa dan Belanda, dapat dinikmati di Selat Solo Mbak Lies di Gang II No. 42, Serengan. Meskipun lokasinya agak tersembunyi, warung ini selalu ramai pengunjung.
Sajian ini terdiri dari daging sapi semur, galantin, telur rebus, sayuran, dan saus mustard. Rasanya yang unik dan harga yang terjangkau membuatnya menjadi pengalaman kuliner yang berkesan.
Serabi Notosuman dan Oleh-Oleh Khas Solo
Serabi Notosuman, berdiri sejak 1923, merupakan oleh-oleh khas Solo yang legendaris. Serabi ini dibuat dengan metode tradisional, menggunakan tungku kecil yang dipanaskan dengan arang.
Tersedia dua varian rasa, polos dan cokelat. Satu bungkus berisi sepuluh buah serabi, dengan harga sekitar Rp 20.000 (polos) dan Rp 25.000 (cokelat). Lokasinya di Jalan Mohammad Yamin No. 28.
Tahu Kupat dan Cita Rasa Tradisional yang Sederhana
Tahu Kupat Pak Brewok di Pasar Kliwon menawarkan cita rasa tradisional yang sederhana namun lezat. Hidangan ini terdiri dari tahu goreng, ketupat, taoge, kol, dan kuah kecap manis berbumbu kacang.
Harga satu porsi cukup terjangkau, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Anda bisa menambahkan sambal sesuai selera.
Sate Kere dan Kisah Kuliner dari Rakyat
Sate Kere, dulunya makanan alternatif bagi masyarakat kurang mampu, kini menjadi kuliner populer. Sate Kere Yu Rebi di Jalan Kebangkitan Nasional menggunakan tempe gembus dan jeroan sapi sebagai bahan utamanya.
Rasanya yang gurih dan harga terjangkau, mulai Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per porsi, menjadikan Sate Kere sebagai bukti bahwa makanan sederhana dapat menghadirkan rasa luar biasa.
Timlo Sastro dan Sup Khas Solo yang Lezat
Timlo Sastro, berdiri sejak 1952 di Pasar Gede Timur, menyajikan timlo yang kaya rasa. Sup ini berisi telur pindang, sosis Solo, ati ampela ayam, suwiran ayam, bihun, dan wortel.
Harga seporsi berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 25.000. Warung ini buka dari pagi hingga sore dan selalu ramai pengunjung.
Es Dawet Telasih dan Kesegaran di Tengah Panas
Es Dawet Telasih Bu Dermi di Pasar Gede, dikenal sejak tahun 1930-an, menawarkan kesegaran di tengah teriknya matahari. Es dawet ini berisi telasih, tape ketan, jenang sumsum, santan, dan gula jawa.
Harganya berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per gelas. Rasanya yang manis, segar, dan sedikit asin membuat minuman ini sangat cocok dinikmati di siang hari.
Tengkleng Klewer dan Kuliner Ekstrem yang Unik
Tengkleng Klewer Bu Edi di Pasar Klewer menawarkan kuliner ekstrem yang unik, yaitu tengkleng. Tulang kambing, termasuk kepala dan kaki, disiram kuah kuning yang kaya rempah.
Disajikan langsung di atas daun pisang, sensasi menyeruput sumsum dan mencuil daging di sela-sela tulang menjadi daya tarik utama. Harga seporsi berkisar Rp 25.000 hingga Rp 35.000.
Brambang Asem dan Sederhana Kaya Rasa
Brambang asem, makanan tradisional Solo yang sederhana, terbuat dari daun ubi jalar rebus, sambal bawang merah, dan asam jawa. Rasanya yang asam dan segar cocok sebagai makanan pembuka atau pendamping nasi.
Hidangan ini mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional, dengan harga sangat terjangkau, sekitar Rp 3.000 hingga Rp 8.000 per porsi.
Gudeg Ceker Margoyudan dan Varian Gudeg Khas Solo
Gudeg Ceker Margoyudan Bu Kasno menawarkan gudeg khas Solo dengan ceker ayam yang empuk. Warung ini buka dini hari sekitar pukul 01.00 dan langsung ramai pengunjung.
Gudeg Solo lebih gurih daripada gudeg Jogja. Harga satu porsi berkisar Rp 15.000 hingga Rp 30.000.
Soto Gading dan Kelezatan Soto Bening Khas Solo
Soto Gading dekat Keraton Surakarta menyajikan soto bening dengan kuah kaldu ayam yang kaya rasa. Disajikan dengan suwiran ayam kampung, soun, tomat, dan seledri.
Banyak tokoh terkenal dan pejabat sering mampir untuk sarapan di warung ini. Harga satu mangkuk berkisar Rp 12.000 hingga Rp 20.000.
Tahu Kupat Pak Gombloh dan Perpaduan Rasa yang Menarik
Tahu Kupat Pak Gombloh di Jalan Gajah Mada menawarkan perpaduan rasa manis, gurih, dan segar. Terdiri dari ketupat, tahu goreng, taoge, kol, bakwan, dan kuah kecap manis berbumbu.
Harga satu porsi terjangkau, mulai Rp 12.000 hingga Rp 20.000. Hidangan ini cocok untuk sarapan atau makan siang ringan.
Cabuk Rambak dan Camilan Tradisional yang Istimewa
Cabuk rambak, camilan tradisional Solo, terbuat dari irisan ketupat yang disiram saus wijen dan kelapa sangrai. Disajikan dengan kerupuk karak atau rambak.
Penjualnya biasanya ada di pasar-pasar tradisional. Harga sangat terjangkau, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per porsi.
Solo menawarkan kekayaan kuliner yang beragam dan lezat, menunjukkan warisan budaya yang kaya dan terus lestari. Dari kuliner malam yang legendaris hingga camilan tradisional yang unik, setiap hidangan menyimpan cerita dan cita rasa khas yang patut untuk dijelajahi. Mengunjungi Solo berarti juga menyelami kekayaan kulinernya yang tak ternilai.